Minggu, 07 Desember 2008

Potensi PAD Bogor

Kemarin, Prof. Edi Mulyadi di depan DPRD Kota Bogor menggelontorkan gagasan bahwa PAD Bogor masih bisa didonkrak. Baginya, harusnya, kemacetan menjadi berkah bagi bogor. Sebab, dari parkir saja sudah berapa rupiah yang dapat ditangguk. Belum jika kebon raya dapatdirebut dari LIPI ke Pemda Bogor. Belum lagi, jumlah SPBU yang belum tentu laporan pajaknya benar-benar otentik karena harus diakurkan dengan D.O-nya yang dipesan dari pertamina.
Bahkan, yang lebih menarik dari pemikiran beliau, PKL jika dibuat tertib, diberi kios dan kemudahan, maka dengan retribusinya bisa melahirkan omzet PAD berlipat.
Sayang, nampaknya konservatisme masih menjamur. Kalangan dewan mengeluh, PAD bogor segitu-gitunya terus. Bagi saya, kita butuh terobosan agar PAD Bogor meningkat--kotanya yang saya maksud, dan diawasi penggunaannya untuk kepentingan publik yang luas.

5 komentar:

dut mengatakan...

selamat pagi saudaraku.....
Apa yang ditulis oleh saudaraku pernah dan mungkin sering kita diskusikan... dan apa yang dipaparkan oleh Prof Eddy Mulyadi memang itu yang kita harapkan.... sebetulnya masih banyak potensi-potensi lain misalnya:
1. pariwisata.
yang baru tersentuh adalah wisata darat. sementara wisata air belum tersentuh, seperti diketahui bahwa kota Bogor dilalui (kalau tidak salah) 2 sungai besar yaitu S Cisadane dan S Ciliwung. untuk bisa dipakai menjadi tempat wisata kali-kali tersebut dibendung untuk meninggikan permukaan air dengan melakukan pembendungan, selain digunakan untuk pariwisata juga bisa untuk mencegah banjir karena dapat berfungsi sebagai cek dam.
2. perlu adanya pembebasan sebuah wilayah untuk penataan PKL
misalnya; wilayah kapt muslihat- jembatan merah sampai terminal merdeka, dijadikan kawasan bebas kendaraan. kemudian ditata dengan menempatkan PKL (perkiraan saya dapat menampung ratusan PKL),jadi hanya bisa digunakan untuk pejalan kaki dan PKL...
3. untuk memaksimalkan PAD, maka PEMDA harus pula menjalankan fungsi privat (atau keperdataan)misalnya membuat BUMD baru tentunya yang potensial, bisa juga memaksimalkan BUMD yang sudah ada.
4. yang terakhir berantas korupsi!!
demikian komentar ini saya buat dengan sebenar-benarnya..." salam demokrasi" perjuangan mencapai kesejahteraan masih panjang bung !!

Stevie Marley mengatakan...

bagi saya pak bogor sudah hampir kehilangan aura/khasnya sebuah kota bogor yang dahulu jika kita lihat dalam sejarahnya kota bogor ini digunakan oleh jaman kolonial belanda diprioritaskan untuk menjadi kota peristirahatan dengan metode lebih ke alam dan orang2 pribumi lebih ke perdagangan dan jasa yang dimana untuk mencapai sebuah ketenangan dari segala intervensi tuntutan kehidupan dan masalah2.

jika kita melihat untuk mengembangkan ke khasan kota bogor yang diikuti dengan perkembangan zaman, harus terciptanya tata ruang kota yang teratur, seperti pembagian kawasan perdagangan, kawasan wisata, pendidikan, dan adanya kawasan yang harus super extra publikasi agar tujuan komersialnya dapat terwujud, seperti kebun raya harusnya sarana2 harus ditambahkan dengan adanya kawasan pondok untuk menginap, adanya aplikasi internet gratis, dan kawasan perpustakaan. hal ini akan menciptakan tidak hanya wisata saja.

saya sangat kecewa kepada pemerintah kota bogor dan kabupaten, seharusnya pengaturan tata letak perdagangan diprioritaskan diletakan pada kabupaten atau yang bisa dikatakan daerah kepinggir agar tidak berkumpul di pusat saja, setelah itu akan dapat ditata kembali ulang karna itu melihat struktur lahan di kota bogor sendiri yang tidak memungkinkan akan berkembang.

mungkin ini dapat dijadikan sebagai alternatif yang tidak hanya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah tetapi teratur

Stevie Marley mengatakan...

oh iya pak saya buat blog masalah RUU BHP minta pendapat bapak yah

terima kasih

pikiran-mahasiswa.blogspot.com

IRFAN mengatakan...

Potensi PAD Bogor, khususnya di Kabupaten Bogor menurut saya masih bisa dikembangkan dari berbagai sektor :
1. Retribusi / Pajak..
Contohnya Pajak Perhotelan. Hotel-hotel yang berdiri di wilayah Kabupaten hanya membayar pajak +/- 4 juta perbulan, rata-rata hotel di kabupaten bogor itu memiliki 40 kamar atau bahkan lebih dengan tarif perkamarnya 200ribuan.secara itung-itungan ekonomis hotel itu akan tetap hidup/tidak bangkrut minimal dalam 1 bulan harus 50% dari jumlah kamar harus terisi untuk menutupi pajak tersebut..sebenarnya angka 4 juta itu dapat digenjot lagi hingga 6jutaan, karena di dalam hotel pasti ada pajak makanan, hiburan, meeting room, pijat refleksi dan masih banyak lagi usaha sampingan yang sdikit diketahui oleh pemkab. Artinya
dengan alasan tingkat accupancy hotel yang tinggi, maka saya optimistis bahwa dengan menggenjot atau mendisiplinkan kembali pajak perhotelan ini akan membantu meningkatkan PAD Kabupaten Bogor.

2.Terdapat seribu lebih restoran yang beroperasi di wilayah ini, dan setiap tahunnya angka ini menambah. Ini juga sama harus displin pajak. emula dalam tahun anggaran 2008 target perolehan pajak restoran sebesar Rp 10,6 miliar. ini dapat ditingkatkan kembali menjadi 15 - 16 Miliar.

3.Pajak HIburan. Dilihat dari Peraturan Daerah No. 17/2002 tentang Pajak Hiburan, pengertian hiburan adalah segala jenis pertunjukkan, permainan, permainan ketangkasan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apa pun yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran. Tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolah raga, pajak hiburan adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran; olah raga adalah gerak badan untuk menyehatkan tubuh yang dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan. "Melihat perda tersebut, di kawasan puncak dan daerah lainnya objek hiburan seperti itu banyak. Dan ini akan menjadi sasaran kita untuk meraih hasil optimal dari pajak hiburan.

4. Pajak Reklame, untuk menertibkan dan memberikan pandangan yang menarik bagi mata kita maka harus pula ditertibkan bagi setiap orang yang memasang baliho (terutama Caleg2 dan bendera partai), neonbox (Iklan-iklan) dan cara/alat publikasi lainnya yang berada di sekitar jalan raya itu harus di cek kembali.

Mihradi Cendikia mengatakan...

Memang, bogor runyam bila tidak ditangani dengan integritas, profesional dan inovatif