Senin, 19 Mei 2014

Sydney

17-23 Mei 2014 babak baru. Untuk pertama kali, tiba di Sydney Australia. Camar putih melayang membelah angkasa. Terlihat di pagi dingin melalui jendela Hotel Ibis Sydney. Agak letih seharian (19/5) kemarin berdiskusi dengan Konjen Sydney, berdialog dengan Prof Natalie Stoianoff dari Pusat HAKI Universitas Teknologi Sydney dan LSM HAKI, mengenai perlindungan kebudayaan kreatif kaum Aborigin.
Apa yang menarik dari Sydney? Yang pasti, Jakarta lebih mewah dalam urusan gedung pencakar langit dan sebagainya. Namun, Sydney lebih pandai memelihara bangunan tua cagar budayanya. Jalan tertata dengan traffic light yang ditaati semua. Taman terbuka hijau demikian luas dan dapat leluasa diakses publik, mengingatkan padang golf di Jakarta yang elitis.
Apapun kelebihan Sydney tidak menghapus kecintaan full sejuta persen untuk Indonesia. Meski, tidak ada salahnya, belajar banyak ke negeri orang untuk menjadi "lebih baik"atau mungkin "terbaik".



Tidak ada komentar: