Kamis, 21 Februari 2008

CURHAT

Ada baiknya curhat--pertama, membuka ruang pengap. kedua, bisa juga jika ada yang berguna, dibagi buat orang lain.
Saya ingin berkisah soal kegagalan yang tidak selalu buruk. Waktu seusai SMA, saya ingin masuk UI--daftar di FISIP jurusan sosiologi--eh tidak lulus UMPTN. Dunia serasa gelap, tapi, akh masih ada perguruan swasta, saya daftar di fakultas hukum universitas pakuan. Disana, saya belajar keras---akhirnya lulus dengan cum laude. Semasa mahasiswa, saya sering main ke UI yang saya kagumi itu, masuk ke lsm dengan LBH Jakarta dan sering buat kajian-kajian dan sempet nulis di buletin hukum pakuan yang katanya sepanjang sejarah baru saya yang menulis di buletin dalam status mahasiswa karena buletin itu untuk dosen-dosen. Seorang dosen bernama pak Maman S Mahayana (pengajar sastra juga di UI) komentar, kamu tidak usah minder tidak masuk UI, karena pikiranmu seperti mahasiswa UI juga. Diam-diam saya bersyukur dan berkomentar dalam hati---akh sebenarnya bukan soal di UI atau non UI, yang penting khan kitanya, kalau kuliah rajin dan ingin menimba ilmu rasanya bisa juga khan. Nah, selesai S1 univ. pakuan, test lagi ke S2 UI,eh ternyata tidak diterima juga (dan bagusnya UI, semua melalui test tanpa bisa titipan padahal saya banyak teman dosen-dosen FHUI namun tetap saja obyektif saya tidak l0los) dan akhirnyamasuk S2 Univ. Tarumanagara. Meski begitu, suatu saat, saya diundang FHUI menjadi juri karya tulis ilmiah mahasiswa dua kali di fak hukum UI, wah pikirku, tidak masuk ke FHUI tapi langsung jadi juri di FHUI bolehlah...hehehe...cukup bangga.
Namun diluar di atas, saya ingin memberikan suatu penegasan bahwa kuliah dimana saja mau negeri atau swasta tidak jadi soal, yang penting bagaimana kita memaksimalkan diri. Dan, sebagai putra lokal, anak kampus univ. pakuan bangga juga bisa menembus semua cakrawala karena ilmu demikian lebar dan tidak kenal stratifikasi.
Sorry, kali ini kurang begitu bermutu (mungkin!!!)

Tidak ada komentar: