Kamis, 21 Februari 2008

Refleksi

Menurut saya, kita harus sesekali menarik refleksi. Sebab, hidup terlalu dikurung rutin dan jebakan-jebakan berhala hedonisme dan konsumerisme. Ditengah kemeriahan yang kalut itu, kita perlu menarik jarak dan bertanya-tanya: identitas kita ini apa dan tujuan akhir apa. Dengan begitu, kita makin sehat dan mampu memilah atau memilih apapun yang berlarian di kiri-kanan kita.
Heiddeger malah menulis bahwa kita perlu keluar dari selubung rutin untuk memahami hakikat kedirian kita. Keterlemparan kita yang sering melupakan "ada" kita seharusnya dibongkar, sehingga "ada' kita yang sesungguhnya menyembul, menampakkan diri pada kita. Mungkin, merenung dan berefleksi sejenak adalah sarana agar ada sejati kita timbul dan kita bisa sisihkan yang palsu-palsu, yang bukan diri kita.
Entahlah!!!karena saya sendiri adalah ada yang mengembara dan belum otentik..

5 komentar:

Unknown mengatakan...

Sependapat sekali pak...bahkan mnrt saya manusia perlu berefleksi tidak hanya sesekali....semakin serink manusia tersebut refleksi tentang hakekat dirinya, akan semakin berkualitas sebagai seorang manusia....Krn menurut saya, seseorang yang jauh dari refleksi hidup hanya akan tenggelam dalam rutinitas dan budaya yang lama kelamaan akan menggerogoti eksistensi atau hakekat dirinya sendiri....Uhm...yapz...sependapat sekali bahwa kita harus luangkan sebagian dari waktu kita untuk merefleksikan bgmn, apa tuj, arti, mau dibawa kemana hidup kita..
Note: Saya percaya sekali, kita telah diciptakan olehNya sebagai manusia memiliki kemampuan untuk melakukan segala sesuatu yang perna atau bisa dipikirkan oleh pikiran kita...So??tergantung dari kita, apakah kita akan membawa diri kita kemana...refleksi dapat digunakan sebagai salah satu uhm..apa ya...motivasi?kurang tepat..alarm mungkin..yang akan senantiasa mengingatkan diri kita telah sampai dimanakah kita saat ini...

Mihradi Cendikia mengatakan...

Sepakat dengan marcellina, pemikiranmu memperkaya renungan tentang refleksi sebab biar bagaimanapun ia menjadi kebutuhan bila kita ingin otentik

y S g mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
y S g mengatakan...

kita sebagai manusia yang hidup dengan segala keterbatasan memang sangat memerlukan apa yang disebut dengan "refleksi", dengan itu kita bisa mengetahui seperti apa diri kita ini sebenarnya, tapi hal itu tidak perlu dilakukan dengan sering kali, karena jika kita melakukan "refleksi" itu dengan terlalu sering maka akan timbul rasa kurang percaya dengan apa yang dipunyainya, seseorang yang akan keluar rumah pasti dengan lumrah akan berkaca untuk mengetahui apakah dirinya sudah baik atau rapi, tetapi jika dilakukannya dengan sering atau acap kali melakukan sesuatu dia selalu berkaca maka orang itu merasa dirinya mempunyai rasa kekurangan yang berlebihan atau kurang percaya diri, so be natural aja ........

Mihradi Cendikia mengatakan...

Pa Yosa selalu membawa warna sendiri dalam memberikan komentar. Memang sieh, refleksi bukan harus dibaca rutin seperti makan obat tiga kali sehari, tapi sebenarnya lebih kepada mencoba menimbang, mengevaluasi diri (muhasabah) lalu sesekali menengok lirik kiri kanan dengan sayatan wawasan yang dijemput darimana saja sehingga output dari refleksi adalah menjadi pribadi yang (1) terbuka pada pikiran yang beda dengan kita; (2) terbiasa punya pikiran jalan tikus--banyak alternatif dan tidak dogmatis dan (3) selalu punya tingkat sensitifitas tinggi, ketepatan memutus dengan pertimbangan yang cukup dan mampu berempati pada orang lain secara memadai. Yah...semua memang ikhtiar juga ujungnya.